Wednesday, May 10, 2017

Makalah Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Pandangan Hidup"

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan manusia dengan pandangan hidup. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

Jakarta, 03 Mei 2017



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya diantara yang lainnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran, dan rasa. Ketiga kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seseorang manusia itulah proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan Pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari Pendidikan. Oleh karena itu jika kita membahas tentang pandangan hidup, tidak boleh lepas dari Pendidikan. Karena dengan Pendidikan manusia dapat berpikir lebih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir maupun batin.

            1.2  Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian dari pandangan hidup
2.      Menyebutkan macam-macam sumber pandangan hidup
3.      Menjelaskan pandangan hidup muslim
4.      Menjelaskan pengertian ideologi
5.      Menyebutkan 2 hak ideologi
6.      Menjelaskan pengertian cita-cita
7.      Menuliskan contoh dari cita-cita
8.      Menjelaskan pengertian kebajikan
9.      Menjelaskan makna kebajikan
10.  Menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang
11.  Menjelaskan pengertian dari usaha atau perjuangan
12.  Menuliskan 1 ayat al-qur’an tentang usaha atau perjuangan
13.  Menyebutkan 3 aliran filsafat
14.  Menjelaskan pengertian keyakinan atau kepercayaan
15.  Menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik

           1.3  Tujuan Penulisan
1.      Dapat menjelaskan pengertian dari pandangan hidup
2.      Dapat menyebutkan macam-macam sumber pandangan hidup
3.      Dapat menjelaskan pandangan hidup muslim
4.      Dapat menjelaskan pengertian ideologi
5.      Dapat menyebutkan 2 hak ideologi
6.      Dapat menjelaskan pengertian cita-cita
7.      Dapat memberi contoh dari cita-cita
8.      Dapat menjelaskan pengertian kebajikan
9.      Dapat menjelaskan makna dari kebajikan
10.  Dapat menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang
11.  Dapat menjelaskan pengertian dari usaha atau perjuangan
12.  Dapat menuliskan 1 ayat al-qur’an tentang usaha atau perjuangan
13.  Dapat menyebutkan 3 aliran filsafat
14.  Dapat menjelaskan pengertian dari keyakinan atau kepercayaan
15.  Dapat menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu biasanya bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. 
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

2.2  Jenis-Jenis Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
A.    Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
B.     Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
C.     Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

2.3  Pandangan Hidup Muslim
Sebagai anugerah teristimewa dari sang pencipta, manusia diberikan akal yang dapat digunakan sebagai alat berpikir. Dengan itu, manusia dapat mengetahui dan menyeleksi mana hal yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya. Menyusuri cara berpikir, setiap insan memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam hidup ini.
Pandangan hidup itu sendiri merupakan suatu konsep yang dimiliki seseorang atau golongan dalam masyarakat dalam menanggapi atau menerangkan segala masalah di dunia ini. Dengan demikian bagi seorang Muslim, pandangan hidupnya mengacu pada Al-Qur’an dan Sunnah. Namun, lebih utama didahului dengan semangat tauhid. Meng-Esa-kan Allah dan menggambarkan diri hanya kepada Ilahi Robbi.
Dengan tauhidullah diiringi berpegangan teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, itulah kunci segala persoalan hidup yang dihadapi oleh seorang Muslim. Hal ini tercermin dalam pendiriannya ketika hidup di tengah-tengah masyarakat, tercermin dalam kebudayaan yang tercipta, dan dalam usahanya mencari pengetahuan seluas-luasnya.

2.4  Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yaitu bahasa inggris yang berarti gagasan dan oida berasal dari yunani yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. Serta kata logi yang berasal dari yunani Logos yang berarti pengetahuan. Jadi ideologi merupakan pengetahuan tentang gagasan-gagasan atau ide-ide.
Dalam perkembangannya terdapat banyak pengertian ideologi yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Desttut de Tracy dari Perancis pada tahun 1796. Menurutnya ideologi adalah “science of ideas” yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Baginya, ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi mengatur manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan mereka dan sebagainya.

2.5  Hak-Hak Ideologi
Dinilai dari jenisnya, hak ideologi dibagi menjadi dua, yaitu:
A.    Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak akan ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
B.     Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori yaitu berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. Ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.

2.6  Pengertian Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor, yaitu: manusinya yaitu yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

2.7  Contoh dari Cita-Cita
Ada seorang pedagang kecil alias pedagang kaki lima bernama Basir. Ia menyadari bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya keuntuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungannya untuk memperbesarkan modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah ia membesarkan usahanya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yang dapat diberikan kepada relasinya, Basir berhasil menjadi pedangan besar. Cita-citanya berangsur dari pedagang kecil, lalu pedagang menengah, dan akhirnya tercapai menjadi pedagang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat, dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya banga Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.

2.8  Pengertian Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suatu hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial maksudnya ialah manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, dan saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

2.9  Makna Kebajikan
Kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika. Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia yang hidup bermasyarakat, manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia saling tolong menolog, dan saling menghargai sesame umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.

2.10 Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
A.    Faktor Pembawaan (Heriditas)
Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama? Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam.
B.     Lingkungan (Environment)
Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang. Lalu dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dan juga dalam lingkungan masyarakat yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi.
C.    Pengalaman
Faktor yang terakhir adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman positif atau negative, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil tindakan.
Dalam prakteknya, dari ketiga faktor diatas, yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalaman, manakah yang paling dominan? Sulit untuk dijawab, karena ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disamping itu ketiga kaktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang.

2.11Pengertian Usaha atau Perjuangan
Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun tenaga atau jasmani, atau keduanya. Para ilmuan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani daripada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat serta martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malasan dalam hidup ini. Santai dan istirahat saja ada waktunya dan manusia yang mengatur waktunya itu.

2.12 Ayat Al-Qur’an Tentang Usaha atau Perjuangan
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Muhammad SAW, yang ditujukan kepada para pengikutnya: “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadalah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Ar-Ra’du ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kamu, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari hadist dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.

2.13 Jenis-Jenis Aliran Filsafat
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akan atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harus Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
A.    Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu diatur dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlaj dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha atau berencana tetapi Tuhan yang menentukan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhan kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
B.     Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberikan akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal. Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu.
C.    Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan besar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, keduanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individu maupun kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif daripada hati nurani dan juga tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif individual, hati nurani, dan kekuasaan Tuhan.

2.14 Pengertian Keyakinan atau Kepercayaan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada diatas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti meyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupan akan diliputi oleh bimbang.

2.15 Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Berikut langkah-langkah berpandangan hidup yang baik, yaitu:
A.    Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu turun ke dunia. Adam dan hawalah yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai makhluk bernegara dan beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu Al-Qur’an , Hadist, dan lainnya, yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan.
B.     Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an serta yang lainnya dan bagaimana itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al-Qur’an itu. Sehingga demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam agama islam.
C.    Menghayati
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya maka langkah selanjutnya tidak berguna.
D.    Meyakini
Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan menyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup ini. Adanya sikap menerima ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat yang beragama islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang maha dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik. Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benarnya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi melanggar ketentuannya.
E.     Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh diri sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangan hatinya, baik secara langsung ataupun tidak. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
F.     Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama islam dan berpegang teguh kepada pandangan hidupnya, lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun tidak, maka jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan ingin memusnahkan agama islam baik terang-terangan ataupun diam-diam, sudah tentu dan sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang menjadi pengganggu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. Kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, akan tetaoi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.

3.2 Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan disampaikan, yaitu:
A.    Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
B.     Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.

DAFTAR PUSTAKA
·         http://saefulnugroho.blogpot.co.id/2012/04/ideologi-dan-2-hak-ideologi.html
·         http://yossyuslaf.blogspot.co.id/2012/04/dua-jenis-hak-ideologi.html
·         http://bendhova25.blogspot.co.id/2013/01/makna-kebajikan-manusia-dan-pandangan.html
·         https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keyakinan_dan_kepercayaan
·         https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-pandangan-hidup-bab8/
·      http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf

No comments:

Post a Comment

Tugas Jurnal

Text Analytic Tools for Semantic Similarity (Alat Analisis Teks untuk Kesamaan Semantik) Kelompok 23: Firda Daffa Utami (52416855...