KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa
menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan
manusia dengan pandangan hidup. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Ilmu
Budaya Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
sifatnya membangun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat
menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan
Makalah Ilmu Budaya Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Jakarta, 03 Mei 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya diantara yang
lainnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran, dan rasa. Ketiga kekayaan
manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi. Tuntutan
hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat
manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya
di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka
lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan
terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, dan tuntutan seseorang
ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan
dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup
mereka sendiri. Selain itu pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam
masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam
perkembangan seseorang manusia itulah proses dalam menemukan jati diri atau
pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam
penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan Pendidikan. Manusia
mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari Pendidikan.
Oleh karena itu jika kita membahas tentang pandangan hidup, tidak boleh lepas
dari Pendidikan. Karena dengan Pendidikan manusia dapat berpikir lebih kedepan
mulai dari kehidupan baik lahir maupun batin.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Menjelaskan
pengertian dari pandangan hidup
2.
Menyebutkan
macam-macam sumber pandangan hidup
3.
Menjelaskan
pandangan hidup muslim
4.
Menjelaskan
pengertian ideologi
5.
Menyebutkan 2 hak
ideologi
6.
Menjelaskan
pengertian cita-cita
7.
Menuliskan contoh
dari cita-cita
8.
Menjelaskan
pengertian kebajikan
9.
Menjelaskan makna
kebajikan
10. Menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
seseorang
11. Menjelaskan pengertian dari usaha atau perjuangan
12. Menuliskan 1 ayat al-qur’an tentang usaha atau
perjuangan
13. Menyebutkan 3 aliran filsafat
14. Menjelaskan pengertian keyakinan atau kepercayaan
15. Menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang
baik
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Dapat menjelaskan
pengertian dari pandangan hidup
2.
Dapat menyebutkan
macam-macam sumber pandangan hidup
3.
Dapat menjelaskan
pandangan hidup muslim
4.
Dapat menjelaskan
pengertian ideologi
5.
Dapat menyebutkan
2 hak ideologi
6.
Dapat menjelaskan
pengertian cita-cita
7.
Dapat memberi
contoh dari cita-cita
8.
Dapat menjelaskan pengertian
kebajikan
9.
Dapat menjelaskan
makna dari kebajikan
10. Dapat menyebutkan faktor-faktor yang menentukan
tingkah laku seseorang
11. Dapat menjelaskan pengertian dari usaha atau
perjuangan
12. Dapat menuliskan 1 ayat al-qur’an tentang usaha atau
perjuangan
13. Dapat menyebutkan 3 aliran filsafat
14. Dapat menjelaskan pengertian dari keyakinan atau
kepercayaan
15. Dapat menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup
yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu biasanya bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di
dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia
berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu
dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk
yang disebut pandangan hidup.
2.2 Jenis-Jenis
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan
hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
A.
Pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
B.
Pandangan hidup
yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
pada negara tersebut.
C.
Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
2.3 Pandangan
Hidup Muslim
Sebagai
anugerah teristimewa dari sang pencipta, manusia
diberikan akal yang dapat digunakan sebagai alat berpikir. Dengan itu, manusia
dapat mengetahui dan menyeleksi mana hal yang baik dan mana yang buruk bagi
dirinya. Menyusuri cara berpikir, setiap insan memiliki cara pandang yang
berbeda-beda dalam hidup ini.
Pandangan hidup itu sendiri merupakan suatu konsep yang dimiliki seseorang
atau golongan dalam masyarakat dalam menanggapi atau menerangkan segala masalah
di dunia ini. Dengan demikian bagi seorang Muslim, pandangan hidupnya mengacu
pada Al-Qur’an dan Sunnah. Namun, lebih utama didahului dengan semangat tauhid.
Meng-Esa-kan Allah dan menggambarkan diri hanya kepada Ilahi Robbi.
Dengan tauhidullah diiringi berpegangan teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah,
itulah kunci segala persoalan hidup yang dihadapi oleh seorang Muslim. Hal ini
tercermin dalam pendiriannya ketika hidup di tengah-tengah masyarakat,
tercermin dalam kebudayaan yang tercipta, dan dalam usahanya mencari
pengetahuan seluas-luasnya.
2.4 Pengertian
Ideologi
Ideologi
berasal dari kata idea yaitu bahasa inggris yang berarti
gagasan dan oida berasal dari yunani yang berarti mengetahui, melihat dengan
budi. Serta kata logi yang berasal dari yunani Logos yang berarti pengetahuan.
Jadi ideologi merupakan pengetahuan tentang gagasan-gagasan atau ide-ide.
Dalam perkembangannya terdapat banyak pengertian ideologi yang diungkapkan
oleh beberapa ahli. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Desttut de
Tracy dari Perancis pada tahun 1796. Menurutnya ideologi adalah “science of
ideas” yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Baginya,
ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya
ideologi mengatur manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak,
mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan mereka dan sebagainya.
2.5 Hak-Hak
Ideologi
Dinilai
dari jenisnya, hak ideologi dibagi menjadi dua, yaitu:
A. Ideologi
Terbuka
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam
sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang
hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam
tujuan-tujuan dan norma-norma sosial politik selalu dapat dipertanyakan dan
disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat.
Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak akan ditentukan secara apriori,
melainkan harus disepakati secara demokratis.
B. Ideologi
Tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang
menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi.
Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti
mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori yaitu
berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. Ideologi tertutup tersebut
dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat
elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang berarti bersifat otoriter dan
dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut
seluruh aspek kehidupan.
2.6 Pengertian
Cita-Cita
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan
datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama
makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan,
dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya
seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu
baru dalam taraf angan-angan.
Antara
masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor, yaitu: manusinya yaitu
yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
2.7 Contoh dari
Cita-Cita
Ada
seorang pedagang kecil alias pedagang kaki lima bernama Basir. Ia menyadari
bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya
keuntuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang
keuntungannya untuk memperbesarkan modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya,
sehingga dengan modal yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan
dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran
serta kesungguhannya dapatlah ia membesarkan usahanya melalui kredit yang
dipercayakan bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta
kepercayaan yang dapat diberikan kepada relasinya, Basir berhasil menjadi
pedangan besar. Cita-citanya berangsur dari pedagang kecil, lalu pedagang
menengah, dan akhirnya tercapai menjadi pedagang besar.
Suatu
cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat, dan bangsapun
memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan
suatu bangsa. Misalnya banga Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan
sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan
kemakmuran.
2.8 Pengertian
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia
berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas
dorongan suatu hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia
mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri,
seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia
merupakan makhluk sosial maksudnya ialah manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, dan saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya
pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia
sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan.
Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
2.9 Makna
Kebajikan
Kebajikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat baik
karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika.
Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.
Manusia
merupakan makhluk sosial yang artinya manusia yang hidup bermasyarakat, manusia
yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia saling tolong menolog, dan saling
menghargai sesame umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
2.10
Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
A. Faktor
Pembawaan (Heriditas)
Pembawaan
merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa
mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama? Hal itu
disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu
(determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi
dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam.
B. Lingkungan
(Environment)
Lingkungan
yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang
anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak
yang lebih tua merupakan panutan seseorang. Lalu dalam lingkungan sekolah yang
menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut serta
memberikan andilnya. Dan juga dalam lingkungan masyarakat yang menjadi panutan
bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi
dewasa atau duduk di perguruan tinggi.
C. Pengalaman
Faktor
yang terakhir adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik
pengalaman positif atau negative, memberikan pada manusia suatu bekal yang
selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil tindakan.
Dalam
prakteknya, dari ketiga faktor diatas, yaitu hereditas, lingkungan, dan
pengalaman, manakah yang paling dominan? Sulit untuk dijawab, karena
ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disamping itu ketiga kaktor tersebut dalam
membentuk pribadi seseorang.
2.11Pengertian
Usaha atau Perjuangan
Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau
perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha,
manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya,
ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuan, ia harus
rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun tenaga atau
jasmani, atau keduanya. Para ilmuan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau
ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak
menggunakan jasmani daripada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi
lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak
kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti
menjatuhkan harkat serta martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh
bermalas-malasan dalam hidup ini. Santai dan istirahat saja ada waktunya dan
manusia yang mengatur waktunya itu.
2.12
Ayat Al-Qur’an Tentang Usaha atau Perjuangan
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang
diucapkan Nabi Muhammad SAW, yang ditujukan kepada para pengikutnya:
“Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadalah kamu
seakan-akan kamu akan mati besok”. Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat
Ar-Ra’du ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kamu,
kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari hadist dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk memperbaiki
nasibnya sendiri.
2.13
Jenis-Jenis Aliran Filsafat
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari
akan atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harus Nasution, ada tiga aliran
filsafat, yaitu:
A. Aliran
Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu diatur dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap
dengan hukum-hukumnya, secara mutlaj dikuasai Tuhan. Manusia sebagai makhluk
tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat
berusaha atau berencana tetapi Tuhan yang menentukan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhan
kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah
kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan
hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya
atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
B. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan
akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan
teknologi. Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal,
walaupun mungkin teknologi memberikan akibat yang bertentangan dengan hati
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh
keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik.
Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal. Pandangan
hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah
laku, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu.
C. Aliran
Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya
kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan besar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai
rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada
logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan
diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan
pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, keduanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individu
maupun kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme religius. Kebajikan yang
dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh
hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif daripada
hati nurani dan juga tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sedangkan
pandangan hidup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif
individual, hati nurani, dan kekuasaan Tuhan.
2.14
Pengertian Keyakinan atau Kepercayaan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan
berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan
berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada diatas istilah
kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima
dengan budi dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam
kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan
keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya.
Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama,
keyakinan itu berarti meyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang
Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai
cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupan akan diliputi oleh
bimbang.
2.15
Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Berikut langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik, yaitu:
A. Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama
dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan
hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu turun ke dunia.
Adam dan hawalah yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka
mempunyai pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang memberi
petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai makhluk bernegara dan beragama pasti mempunyai
pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan
hidup yaitu Al-Qur’an , Hadist, dan lainnya, yang merupakan satu kesatuan dan
tidak dapat dipisahkan.
B. Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan
hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana
mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada
agama islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an serta yang lainnya dan
bagaimana itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu juga
kita mengerti untuk apa dan dari mana Al-Qur’an itu. Sehingga demikian
mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam agama islam.
C. Menghayati
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka
menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup,
bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai
isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan
menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah
selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara
ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila
sebaliknya maka langkah selanjutnya tidak berguna.
D. Meyakini
Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan menyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup ini. Adanya sikap
menerima ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam
segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan
hidup yang diyakininya.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat
yang beragama islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang maha dari segala
yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat
orang yang meyakininya selalu berbuat baik. Dalam hal ini adalah keyakinan yang
sebenar-benarnya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun
meyakini, tetapi melanggar ketentuannya.
E. Mengabdi
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh diri sendiri. Dan manfaat itu sendiri
bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam
akhirat.
Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada
orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup
islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti
segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya
mengabdi kepada orang tua.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangan hatinya, baik secara
langsung ataupun tidak. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita
untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
F. Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada
proses mengamankan ini. Langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu
demi tegaknya pandangan hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnya, lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun tidak, maka
jelas dia tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak
atau bahkan ingin memusnahkan agama islam baik terang-terangan ataupun
diam-diam, sudah tentu dan sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap
segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana
manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang
berbeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia
berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan
pandangan hidup di masa yang akan datang. Kebajikan secara nyata dan dapat
dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan dalam hal ini, tingkah laku manusia
sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat
dilihat dan dirasakan.
Pandangan
hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita
manusia mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan
hidup, akan tetaoi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat
kaitannya dengan kebajikan. Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan
pembenaran dan rasionalisasi dari nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan
hidup harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
3.2
Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa
saran yang akan disampaikan, yaitu:
A.
Tanamkan pandangan
hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia
yang bijak dan berwatak mulia.
B.
Baiknya seorang
manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya
selalu melakukan kebajikan.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://saefulnugroho.blogpot.co.id/2012/04/ideologi-dan-2-hak-ideologi.html
·
http://yossyuslaf.blogspot.co.id/2012/04/dua-jenis-hak-ideologi.html
·
http://bendhova25.blogspot.co.id/2013/01/makna-kebajikan-manusia-dan-pandangan.html
·
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keyakinan_dan_kepercayaan
No comments:
Post a Comment