Sunday, May 14, 2017

Makalah Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Harapan"

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan manusia dengan harapan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

Jakarta, 10 Mei 2017



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan bertindak disertai dengan harapan di dalam hati adalah hal yang membawa hasil. Harapan tidak akan mengecewakan selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang and temui, tetapi pada seperti apa anda setelah melewati segala tantangan. Hari ini adalah hari istimewa karena anda diperbolehkan masuk ke hari ini. Ada kesempatan untuk tumbuh dan mencapai cita-cita anda ke segala arah. Bila orang di sekitar anda pencemooh dan pendengki, anda punya kesempatan untuk membuat bahwa karena anda lingkungan anda bisa berubah ke arah lebih baik. Tantangan kesulitan yang ada di depan anda menyembunyikan harta karun nyata yang menunggu untuk digali.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian harapan
2.      Menyebutkan persamaan harapan dan cita-cita
3.      Menuliskan contoh-contoh harapan
4.      Menyebutkan penyebab manusia mempunyai harapan
5.      Menjelaskan pengertian doa
6.      Menyebutkan macam-macam doa
7.      Menuliskan contoh-contoh doa
8.      Pengertian kepercayaan
9.      Menyebutkan teori-teori kebenaran
10.  Membedakan 4 kepercayaan
11.  Menyebutkan usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian harapan
2        Menyebutkan persamaan harapan dan cita-cita
3        Menuliskan contoh-contoh harapan
4        Menyebutkan penyebab manusia mempunyai harapan
5        Menjelaskan pengertian doa
6        Menyebutkan macam-macam doa
7        Menuliskan contoh-contoh doa
8        Pengertian kepercayaan
9        Menyebutkan teori-teori kebenaran
10    Membedakan 4 kepercayaan
11    Menyebutkan usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisannya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “si pungguk merindukan bulan”.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya doa dan harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan suapa sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

2.2 Persamaan Antara Harapan dan Cita-Cita
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu:
A.    Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
B.    Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

2.3 Contoh-Contoh dari Harapan
Berikut contoh-contoh dari harapan, yaitu:
A.    Budi seorang mahasiswa Universitas Indonesia, ia sangan rajin belajar dengan harapan di dalam ujian semester mendapatkan nilai yang baik.
B.     Agus seorang wiraswasta yang baik. Sejak memulai usahanya, ia mempunyai harapan agar usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya akan menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha dengan bersungguh-sungguh.
Dari kedua contoh diatas, apa yang diharapkan Budi dan Agus ialah terjadinya buah keinginan, karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Agus bekerja tanpa mengenal Lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan.

2.4 Penyebab Mengapa Manusia Mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu:
A.    Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena mereka perlu makan, berkembang biak, dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara keduanya ialah bahwa manusia memiliki akal dan kehendak. Dengan akal, manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan, dan kemampuan untuk bersosialisasi. Dengan kodrat tersebut, maka manusia mempunyai harapan.
B.     Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.5 Pengertian Doa
Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu dan tadharru dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesutau yang dimohonkan.
Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan masjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.

2.6 Jenis-Jenis Doa
Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy berkata “setiap perintah di dalam al-qur’an dan larangan berdoa kepada selain Allah, meliputi doa masalah (permintaan) dan doa ibadah”. Adapun perbedaan antara kedua macam doa tersebut adalah:
Doa masalah (permintaan) adalah meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
A.    Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata.
B.     Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar, atau tempat-tempat kramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
C.     Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperi meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Doa ibadah maksudnya semua bentuk indah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah baik lahir maupun batin, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

2.7 Contoh-Contoh Doa
Adapun lafadz doa yang ada dalam al-qur’an, yaitu:
A.    Ibadah. Seperti firman Allah dalam surat Yunus ayat ke 106 “dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian, maka kamu termasuk orang-orang yang zalim”.
B.     Perkataan atau keluhan. Seperti pada firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat ke 15 “maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi”.
C.     Panggilan atau seruan. Seperti pada firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat ke 52 “maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang”.
D.    Meminta pertolongan. Seperti pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 23 “dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal al-qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
E.     Permohonan. Seperti pada firman Allah dalam surat Al-Mukmin ayat ke 49 “dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam, mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan azab dari kami barang sehari”.

2.8 Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar, yaitu:
A.    Ia tidak percaya pada diri sendiri.
B.     Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya.
C.     Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan, langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, ha katas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.

2.9 Teori-Teori Kebenaran
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu”, sebuah pengantar popular ada tiga teori kebenaran, yaitu:
A.    Teori Koherensi atau Konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
B.     Teori Korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
C.    Teori Pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

2.10 Perbedaan dari Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
A.    Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
B.     Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
C.    Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof. Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai seorang individu tak berarti. Orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter, satu-satunya yang mempuyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban.
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalua manusia sebagai warna negara percaya kepada negara atau pemerintah.
D.    Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya.

Usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya, yaitu:
A.    Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
B.     Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
C.     Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong dan sebagainya
D.    Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
E.     Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdoa.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa.

3.2 Saran
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itulah yang membuat hidup kita menjadi berarti didunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT, yaitu dengan berusaha dan berdoa yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kit ajika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk selalu terus mencoba.

DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment

Tugas Jurnal

Text Analytic Tools for Semantic Similarity (Alat Analisis Teks untuk Kesamaan Semantik) Kelompok 23: Firda Daffa Utami (52416855...