Tuesday, March 21, 2017

Makalah Ilmu Budaya Dasar “Manusia dan Kebudayaan”

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusun bisa menyusun dan menyajikan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan manusia dengan kebudayaan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membagun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
            Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.


Jakarta, 22 Maret 2017



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah Bahasa inggris “The Humanities”.
Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh Karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing-masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi, dan saling berbagi.

            1.2  Rumusan Masalah
1.   Pengertian manusia dan hakekat manusia
2.      Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia
3.      Bagaimanakah kepribadian bangsa timur
4.      Pengertian perubahan kebudayaan
5.      Unsur-unsur perubahan kebudayaan
6.      Faktor perubahan kebudayaan
7.      Hubungan manusia dengan kebudayaan
8.      Wujud dari kebudayaan
9.      Orientasi dari kebudayaan

            1.3  Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui pengertian manusia dan hakekat manusia
2.      Dapat mengetahui unsur-unsur yang membangun manusia
3.      Dapat mengetahui kepribadian bangsa timur
4.      Dapat mengetahui perubahan kebudayaan
5.      Dapat mengetahui unsur-unsur perubahan kebudayaan
6.      Dapat mengetahui faktor perubahan kebudayaan
7.      Dapat mengetahui hubungan manusia dengan kebudayaan
8.      Dapat mengetahui wujud dari kebudayaan
9.      Dapat mengetahui orientasi dari kebudayaan
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Manusia dan Hakekat Manusia
Manusia secara Bahasa berasal dari Bahasa sansakerta, yaitu “manu” atau “mens” dari bahasa latin yang berarti berpikir atau berakal budi. Sedangkan secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di dunia. Hal ini dikarenakan hanya manusia yang memiliki akal dan pikiran. Oleh sebab itu, manusia tidak bisa hidup sendiri.
Hakikat manusia ialah peran ataupun fungsi nyata yang harus dijalankan oleh setiap umat manusia didunia. Tetapi, hal tersebut tidak selalu benar Karena banyak manusia yang tidak menjalankan peran ataupun fungsi nyata dengan benar, contohnya manusia melalukan kejahatan yang merugikan orang lain.
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia memerlukan orang lain untuk hidup bersama orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada perkembangan seperti zaman modern sekarang, manusia tidak hanya membutuhkan orang lain melainkan juga membutuhkan sarana dan prasarana pendukung seperti lembaga-lembaga masyarakat ataupun negara.
Hakikat manusia sebagai makhluk individu, artinya mereka berusaha untuk selalu menghasilkan sesuatu untuk dijadikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus berkembang dan selalu mengikuti perkembangan.

2.2  Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1.      Unsur Jasmani
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lainnya. Yang jika tidak dipenuhi akan berakibat buruk bagi manusia itu.
2.      Unsur Rohani
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani atau hati manusia, seperti agama, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia, ataupun yang lainnya. 
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia, yaitu:
1.  Jasad: Adalah badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, difoto, dan menempati ruang dan waktu.
2.      Hayat: Mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
3.  Ruh: Bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemamouan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.

4.      Nafs: Diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2.3  Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian bangsa timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur Tengah), yang menunjukan ke-khasan dan pola piker dan kebiasaan yang terdapat di daerah timur.
Kepribadian bangsa timur umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat “tepo seliro” atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambal memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang maupun yang berkulit putih, dan juga bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.

           2.4  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budh adalah bahasa sansakerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
E.B Taylor dalam bukunya “Primitive Culture”, kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, sosial, hukum, adat istiadat, dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

            2.5  Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur dalam kebudayaan, yaitu:
1.      Bahasa
Adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk Bahasa ada dua, yaitu Bahasa latin dan Bahasa tulisan.
2.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, serta tubuh manusia.
3.      Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, serta perkumpulan.
4.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan lain yang berupa benda material.
Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.
5.      Sistem Mata Pencaharian Hidup
Merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau system ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
6.      Sistem Religi
Dapat diartikan sebagai sebuah system yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. System religi yang meliputi, system kepercayaan, system nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
7.      Kesenian
Dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan bentuk yang beraneka ragam itu muncul dari permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni tari.

            2.6  Faktor Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor Intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan yang diantaranya:


  1. Perubahan penduduk, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi
  2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
  3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
  4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
Faktor Ekstern, merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yaitu:


  1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (system budaya, system sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (system pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, system religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
  2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti membuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
  3. Pengaruh budaya lain. Seperti penyebaran kebudayaan (Difusi), pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

            2.7  Wujud dari Kebudayaan
Wujud dari kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
     1.      Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. System gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan system nilai, cara berpikir, dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk system gagasan ini biasa juga disebut system nilai budaya.
    2.      Wujud Perilaku (Aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan. Contoh: petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, ataupun yang lainnya). Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu system tindakan dan tingkah laku.
    3.      Wujud Benda Hasil Budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan-bangunan megah seperti piramida, tembok cina, ataupun yang lainnya.

2.8  Orientasi dari Kebudayaan
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.      Hakekat Hidup Manusia
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.


2.      Hakekat Karya Manusia
      Setiap budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa kerja bertujuan untuk hidup, karya memberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi


3.      Hakekat Waktu Manusia
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, dan ada pula yang berorientasi pada masa depan.


4.      Hakekat Alam Manusia
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengwksploitasi alam dan memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam dan menyerah pada alam.


5.      Hakekat Hubungan Manusia
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia adapula yang berpandangan individualis.

2.9  Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah: manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apah sesederhana itu hubungan keduanya?.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walapun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:


  1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusa mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
  2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manuia.
  3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
            Manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Manusia di ciptakan pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bias hidup sendiri. Manusia harus berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya interaksi kita akan terjalin hubungan silaturahmi dengan orang lain dan mengenal kepribadian satu sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang identic dengan tepo seliro atau tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
Di setiap daerah pun memiliki budaya yang berbeda-beda. Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari kebudayaan Karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan. Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.

3.2  Saran
Saran yang dapat di berikan adalah walaupun kita memiliki bermacam-macam kebudayaan, kita tetap harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain Karena kebudayaan yang kita miliki menjadi kebanggaan tersendiri.

No comments:

Post a Comment

Tugas Jurnal

Text Analytic Tools for Semantic Similarity (Alat Analisis Teks untuk Kesamaan Semantik) Kelompok 23: Firda Daffa Utami (52416855...