KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusun bisa menyusun dan menyajikan Makalah
Ilmu Budaya Dasar ini yang berisi tentang keterkaitan manusia dengan
kebudayaan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh Karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membagun yang berguna untuk
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis
juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Ilmu Budaya Dasar ini
terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca
dalam memahami maksud penulis.
Jakarta, 22 Maret 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ilmu
Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah
Bahasa inggris “The Humanities”.
Manusia
memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh
Karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang
lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia,
lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi
hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
Manusia
sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan tuhan yang lain.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta
hawa nafsu. Menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing-masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia
diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat
manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu
sama lain, berinteraksi, dan saling berbagi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian manusia
dan hakekat manusia
2.
Apa saja unsur-unsur
yang membangun manusia
3.
Bagaimanakah
kepribadian bangsa timur
4.
Pengertian
perubahan kebudayaan
5.
Unsur-unsur
perubahan kebudayaan
6.
Faktor perubahan
kebudayaan
7.
Hubungan manusia
dengan kebudayaan
8.
Wujud dari
kebudayaan
9.
Orientasi dari
kebudayaan
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Dapat mengetahui
pengertian manusia dan hakekat manusia
2.
Dapat mengetahui
unsur-unsur yang membangun manusia
3.
Dapat mengetahui
kepribadian bangsa timur
4.
Dapat mengetahui
perubahan kebudayaan
5.
Dapat mengetahui
unsur-unsur perubahan kebudayaan
6.
Dapat mengetahui
faktor perubahan kebudayaan
7.
Dapat mengetahui
hubungan manusia dengan kebudayaan
8.
Dapat mengetahui
wujud dari kebudayaan
9.
Dapat mengetahui
orientasi dari kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manusia dan Hakekat Manusia
Manusia
secara Bahasa berasal dari Bahasa sansakerta, yaitu “manu” atau “mens” dari
bahasa latin yang berarti berpikir atau berakal budi. Sedangkan secara istilah,
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna di dunia. Hal ini dikarenakan hanya manusia yang memiliki akal
dan pikiran. Oleh sebab itu, manusia tidak bisa hidup sendiri.
Hakikat
manusia ialah peran ataupun fungsi nyata yang harus dijalankan oleh setiap umat
manusia didunia. Tetapi, hal tersebut tidak selalu benar Karena banyak manusia
yang tidak menjalankan peran ataupun fungsi nyata dengan benar, contohnya
manusia melalukan kejahatan yang merugikan orang lain.
Hakikat
manusia sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain. Setiap manusia memerlukan orang lain untuk hidup bersama orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada perkembangan seperti zaman modern
sekarang, manusia tidak hanya membutuhkan orang lain melainkan juga membutuhkan
sarana dan prasarana pendukung seperti lembaga-lembaga masyarakat ataupun
negara.
Hakikat
manusia sebagai makhluk individu, artinya mereka berusaha untuk selalu
menghasilkan sesuatu untuk dijadikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi
pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus berkembang dan selalu
mengikuti perkembangan.
2.2 Unsur-Unsur
yang Membangun Manusia
Sebenarnya
ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak
unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1.
Unsur Jasmani
Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan,
minum, dan lainnya. Yang jika tidak dipenuhi akan berakibat buruk bagi manusia
itu.
2.
Unsur Rohani
Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani atau hati manusia, seperti
agama, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia, ataupun yang lainnya.
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia,
yaitu:
1. Jasad: Adalah
badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, difoto, dan
menempati ruang dan waktu.
2.
Hayat: Mengandung
unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
3. Ruh: Bimbingan dan
pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran,
suatu kemamouan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
4.
Nafs: Diri atau
keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2.3 Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian
bangsa timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang
menganut budaya dari Timur (Asia & Timur Tengah), yang menunjukan ke-khasan
dan pola piker dan kebiasaan yang terdapat di daerah timur.
Kepribadian
bangsa timur umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat “tepo seliro”
atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur
umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea,
dalam berdemokrasi mereka duduk sambal memegang poster protes dan di negara
Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang maupun yang berkulit putih, dan juga bermata sipit.
Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin
karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku. Namun di zaman sekarang ini orang timur kebanyakan
meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
timur itu sendiri.
Bangsa
timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
2.4 Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata budh adalah bahasa sansakerta yang berarti akal, kemudian
menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal
yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan
atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
E.B
Taylor dalam bukunya “Primitive Culture”, kebudayaan adalah suatu satu kesatuan
atau jalinan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, sosial,
hukum, adat istiadat, dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
2.5 Unsur-Unsur
Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat ada tujuh unsur dalam kebudayaan, yaitu:
1.
Bahasa
Adalah
suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat
perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan. Bentuk Bahasa ada dua, yaitu Bahasa latin dan Bahasa tulisan.
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna,
waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, serta
tubuh manusia.
3.
Sistem
Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Adalah
sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi dan
perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, serta perkumpulan.
4.
Sistem Peralatan
Hidup dan Teknologi
Adalah
jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat,
meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan
pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi
alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan
lain yang berupa benda material.
Unsur
teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat-alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan serta alat-alat transportasi.
5.
Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Merupakan
segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem
mata pencaharian hidup atau system ekonomi yang meliputi, berburu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
6.
Sistem Religi
Dapat
diartikan sebagai sebuah system yang terpadu antara keyakinan dan praktek
keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh akal.
System religi yang meliputi, system kepercayaan, system nilai dan pandangan
hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
7.
Kesenian
Dapat diartikan sebagai
segala hasrat manusia terhadap keindahan bentuk yang beraneka ragam itu muncul
dari permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi
manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga
garis besar, yaitu seni rupa, seni suara, dan seni tari.
2.6
Faktor Perubahan Kebudayaan
Pengertian
perubahan kebudayaan sendiri adalah adanya ketidak sesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang
tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Menurut Soerjono
Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
Faktor Intern merupakan faktor yang
berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan yang
diantaranya:
- Perubahan penduduk, seperti kelahiran,
kematian, dan migrasi
- Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau
alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), penyempurnaan penemuan
baru (Invention), dan proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang
telah ada (Innovation).
- Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di
dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan
berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
- Pemberontakan atau revolusi. Hal ini
menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
Faktor Ekstern, merupakan faktor yang
berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya
suatu perubahan kebudayaan, yaitu:
- Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (system
budaya, system sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur
budaya (system pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, system
religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada
negara yang kalah.
- Perubahan alam. Pada zaman sekarang
sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang
menyebabkan kerusakan alam, seperti membuang sampah sembarangan, penebangan
liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal
ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat
tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
- Pengaruh budaya lain. Seperti penyebaran
kebudayaan (Difusi), pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing
sifat khasnya (Akulturasi), dan pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya
yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).
2.7
Wujud dari Kebudayaan
Wujud dari kebudayaan dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1.
Wujud Gagasan
Budaya
dalam wujud gagasan ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran
tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau
difoto. System gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya
sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga
pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan
berbagai hasil karya manusia berdasarkan system nilai, cara berpikir, dan pola
tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk system gagasan ini biasa juga disebut
system nilai budaya.
2.
Wujud Perilaku (Aktivitas)
Budaya
dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini
bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan. Contoh: petani sedang bekerja
di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, ataupun yang lainnya).
Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu system tindakan dan tingkah
laku.
3.
Wujud Benda Hasil Budaya
Semua benda hasil karya
manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam
wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan-bangunan megah
seperti piramida, tembok cina, ataupun yang lainnya.
2.8 Orientasi dari Kebudayaan
Menurut
C. Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) system nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 masalah pokok
kehidupan manusia, yaitu:
1.
Hakekat Hidup
Manusia
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha
memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik.
2.
Hakekat Karya
Manusia
Setiap budaya hakekatnya
berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa kerja bertujuan untuk
hidup, karya memberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk
menambah karya lagi
3.
Hakekat Waktu
Manusia
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, dan ada pula yang
berorientasi pada masa depan.
4.
Hakekat Alam
Manusia
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengwksploitasi alam dan memanfaatkan
alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam
dan menyerah pada alam.
5.
Hakekat Hubungan
Manusia
Dalam hal
ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia adapula yang
berpandangan individualis.
2.9 Kaitan Manusia dan
Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah: manusia sebagai
perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apah sesederhana itu hubungan keduanya?.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walapun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya
merupakan satu kesatuan.
Dari sisi
lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap,
yaitu:
- Eksternalisasi, yaitu
proses dimana manusa mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui
ekternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
- Obyektivasi, yaitu proses
dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang
terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat
dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku
manuia.
- Internalisasi, yaitu proses
dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik,
sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan atau manusia
dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu
sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya
harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat
dilakukan dengan lebih cermat.
BAB III
PENUTUP
Manusia
di ciptakan pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bias hidup
sendiri. Manusia harus berinteraksi untuk mencapai kebutuhannya dengan adanya
interaksi kita akan terjalin hubungan silaturahmi dengan orang lain dan
mengenal kepribadian satu sama lain seperti kepribadian bangsa timur yang
identic dengan tepo seliro atau tingkat toleransi yang tinggi dan sebagainya.
Di setiap
daerah pun memiliki budaya yang berbeda-beda. Kita sebagai manusia tidak dapat
terlepas dari kebudayaan Karena dimana kita tinggal disitu pula terdapat kebudayaan.
Kebudayaan sendiri memiliki wujud dan orientasi nilai budaya.
Saran
yang dapat di berikan adalah walaupun kita memiliki bermacam-macam kebudayaan,
kita tetap harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain Karena
kebudayaan yang kita miliki menjadi kebanggaan tersendiri.